MAPPI Jatim – Hingga kuartal I-2016, total kredit yang telah disalurkan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA) adalah Rp 373,7 triliun. Jumlah ini tumbuh 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, kredit macet mengalami kenaikan.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaadmadja, memaparkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) BCA naik menjadi 1,1% di akhir kuartal I-2016, dari posisi sebelumnya 0,7%. Ini karena naiknya kredit macet.
“Iya betul (NLPL) dari yang lalu 0,7% naik jadi 1,1%. Kenaikan itu pertama disebabkan nasabah korporasi Rp 500-an miliar menjadi macet. Ini saja kontribusinya 0,2%,” kata Jahja Setiaadmadja, hari ini.
Jahja mengatakan, total kredit BCA memang naik di kuartal I-2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun bila dibandingkan akhir Desember, ada penurunan.
“Total kredit kita dari Maret tahun lalu sama tahun ini memang naik 11,4%. Tapi kalau dari Desember itu turun Rp 14 triliun mungkin 3,4% turunnya, di samping kita akui penurunan kualitas SME (Small and Medium Enterprises) dampak tahun lalu belum berakhir, tapi yang signifikan sekali dari nasabah korporasi,” lanjut Jahja.
Bila kuartal I-2016 dibandingkan kuartal I-2015, total kredit korporasi BCA tumbuh 18,5% menjadi Rp 129,4 triliun. Untuk total kredit komersial serta UKM naik 5,9% menjadi Rp 142,3 triliun.
Sementara itu, total kredit konsumer BCA tumbuh 10,9% menjadi Rp 102,1 triliun yang didukung oleh kenaikan di semua produk. Kredit kepemilikan rumah (KPR) naik 9,3% menjadi Rp 59,9 triliunm dan kredit kendaraan bermotor meningkat 13,8% menjadi Rp 32,7 triliun.