R Soeroso, Dirut Bank UMKM Jatim
MAPPI Jatim – Warga Jawa Timur tentu tidak asing lagi dengan nama Bank UMKM Jawa Timur atau yang dulunya bernama Bank BPR Jatim. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jatim ini memang berhasil membukukan kinerja moncer dalam beberapa tahun terakhir.
Tidak bisa dipungkiri kemajuan tersebut tidak terlepas dari tangan dingin R. Soeroso yang sejak April 2010 dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama BPR.
Bahkan jika pada umumnya kebanyakan BPR sulit mengakses sumber dana utk pengembangan usahanya, hal tersebut tidak berlaku bagi Bank UMKM Jawa Timur yang seolah bisa dikatakan ‘kebanjiran’ dana.
Betapa tidak, tercatat tidak kurang dari tiga lembaga perbankan, seperti Bank BNI 1946, Bank CMB Niaga, Bank Jatim yang menempatkan dananya mencapai ratusan miliar rupiah. Belum termasuk yayasan sosial, seperti yayasan Darmais, Supersemar, hingga Dana Mandiri mempercayakan pengelolaan dananya di Bank UMKM Jawa Timur hingga puluhan miliar rupiah.
Demikian halnya dengan Kantor Kementerian Koperasi dan UKM juga telah menunjuk Bank UMKM Jawa Timur sebagai penyalur pembiayaan bagi usaha kecil mikro dan koperasi dengan nilai Rp30 miliar melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).
Lebih dari itu Bank Dunia pun juga mempercayakan penyaluran bantuan ditujukan bagi kelompok masyarakat pengguna pemakai air bersih dan sanitasi (HIPPAMS) dan pemberdayaan PDAM melalui Bank UMKM Jawa Timur dengan nilai hingga Rp740 miliaran. “Kami jadi incaran lembaga negara maupun lembaga keuangan besar untuk penyaluran pembiayaan bagi kelompok usaha atau kelompok masyarakat sasaran,” kata Soeroso.
Dengan segudang prestasi tersebut menjadi hal yang lumrah jika akhirnya Bank UMKM Jawa Timur selalu menjadi ajang studi banding dari manajemen lembaga BPR lain, khususnya BPR anggota Perhimpunan BPR milik daerah (Perbamida) dari seluruh Indonesia dengan jadwal yang cukup padat.
Pria kelahiran Solo 10 September 1954 itu mengakui memiliki beberapa jurus andalan. “Kuncinya sebetulnya sederhana, ikhlas dan Istiqomah. Berikan yang terbaik, jangan hitung-hitungan hasil. Insya Allah hasilnya sangat di luar hitungan kita. Silakan dibuktikan,” jelasnya.
Ayah dua putra dan satu putri yang kini hidup bahagia dengan empat cucu tersebut, menjelaskan mengawali karirnya sebagai karyawan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jatim yang kini dikenal sebagai Bank Jatim pada Januari 1979 di bidang akuntansi. Saat itu dia baru saja menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ilmu Sosial jurusan Ekonomi Perusahaan IKIP Surabaya (kini Unesa) pada 1978.
Setelah berpindah-pindah tugas, Soeroso sempat beberapa kali menjabat Pemimpin Cabang antara lain di Malang, Probolinggo, Jember, dan Sidoarjo sebelum akhirnya dipercaya menduduki jabatan Kepala divisi Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) hingga memasuki masa pensiun awal 2010.
Meski selama bekerja di Bank Jatim sangat menyita waktunya, suami dari Endang Wijayanti mengaku sangat suka menuntut ilmu. Tidak puas dengan gelar sarjana dari IKIP, dia kuliah lagi di FE Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi yang dapat diselesaikan pada 1985.
Kemudian meneruskan kuliah di program master (S2) di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta dan selesai pada 2000.
Tidak mandeg di situ, berbagai pelatihan atau kursus juga diambilnya. “Kalau ngak salah sampai 22 kursus yang saya ikuti selama bekerja di Bank Jatim. Diantaranya yang penting a.l Pengawas Kredit, Kursus Branch Manager, Sespi Bank angkatan XXIX yang semuanya dilaksanakan oleh Bank Indonesia Jakarta.”
Beberapa diantara pelatihan yang diikuti, Soeroso mengaku meraih peringkat pertama hingga lima. “Ngak usah dirinci. Toh semua itu demi untuk optimalisasi kapasitas diri dan pembuktian bahwa kita mampu…itu kalau kita bersungguh-sungguh,” bebernya.
Termasuk ketika memimpin Bank UMKM Jawa Timur, semula tidak banyak yang mengira bahwa bank kecil selevel BPR bisa melejit seperti sekarang ini. “Itu tandanya apa…kita bisa mengoptimalkan fungsi dan peran seluruh bagian yang ada di sekitar kita, termasuk fungsi pengawasan. Hal itu terlihat sampai sekarang ratio kredit bermasalah (loan to deposit ratio/NPL) relatif rendah dengan kisaran 1%,” tukasnya.
Fraud-fraud yang muncul harus segera ditangani serius dan tuntas. Jangan ditunggu sampai berlarut-larut agar tidak menjadi besar dan kronis. Segera amputasi dan tempatkan orang yang capable. “Kalau fraud sudah menjadi besar dan kronis akan lebih sulit mengatasinya karena kerusakan dapat merambat kemana-mana,” jelasnya.
Selain intensif melakukan optimalisasi dan peran di kalangan internal, Soeroso juga getol melakukan lobby ke jajaran eksternal. “Kami gencarkan lobby..kesemua lini yang potensial kami masuki…kami jelaskan langkah dan kebijakan manajemen Bank UMKM Jawa Timur itu begini begitu dengan fokus pembiayaan bagi kelompok usaha kecil mikro…kalau tidak begitu mana ada yang paham dan peduli,” ucap Soeroso.
Pihaknya juga “ngotot’ dan meyakinkan para pemilik dana bahwa pemberdayaan ekonomi ke sektor bawah itu adalah tugas mulia dan dijamin aman karena sudah ada Jamkrida yang mem-back –up kredit yang disalurkan hingga 70%.
Pimpin beberapa organisasi
Sukses Soeroso mendongkrak kinerja usaha Bank UMKM Jawa Timur telah mendorong dirinya mendapat kepercayaan dari sejumlah lembaga organisasi untuk menjadikannya sebagai pimpinan atau pengurus.
Diantaranya sebagai Bendahara Ikatan Sarjana Ekonomii Indonesia (ISEI) Jatim, Wakil Ketua DPD Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jatim 2011-2015, Ketua Litbang Perbarindo Nasional 2011-2015.
Pada Agustus 2012 pria 58 tahun yang suka bersilaturahmi ini ditetapkan sebagai Pelaksana Revitalisasi KUD Se Jawa Timur oleh Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan pada 20 Agustus 2012 yg tertuang dalam SK No.92/M.KUKM/VIII/2012 tentang Program Pengembangan Usaha Produktif KUD di Indonesia.
Terakhir pada 14 September lalu Soeroso ditetapkan sebagai Ketua Kompartemen Keuangan dan Perbamida Badan Kerjasama (BKS) BUMD Se Indonesia saat berlangsungnya Munas Badan Kerjasama (BKS) BUMD se Indonesia di Jakarta.
Terhadap beban-beban yang dipikulkan di pundaknya yang semakin sarat, Soeroso mengatakan akan dijalaninya dengan ikhlas dan penuh tanggungjawab. “Semoga amanah,” katanya